Ashabu Rm / Ririn Cah Jlr.14 Ds. Argomulyo No.7c Hp:081271143807, 087717074753 em@il: masshabu@yahoo.com FB: Ashabu rm Jalorpatbelas Ririn

Jumat, 16 Desember 2011

PENDIDIKAN, KEBENARAN Dan PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PROGRESIVISME

-->

PENDIDIKAN, KEBENARAN Dan PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PROGRESIVISME


Diajukan untuk Memenuhi Tugas kuliah Filsafat Ilmu
Dosen pengampu: Bp. Syamsul Ma;arif



 








Disusun Oleh: Ashabu R.M
        NIM: 083611033

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2011








Hal terbesar yang saya dapatkan pada perkuliyahan filsafat ini adalah:
''saya menjadi tau, bahwa sesungguhnya selama ini saya selalu berfilsafat'', bahkan jauh sebelum saya tau dan mengikuti mata kuliyah filsafat itu sendiri.!
Pantas saja selama ini saya selalu dianggap ‘nyeleneh’ oleh tema-teman.

Lalu  hal paling sulit yang belum saya temukan jawabanya adalah:
“memahami jalan fikiran saya sendiri”

Namun aku tetap bangga pada diriku, inilah diriku.
“Aku adalah aku…!!!”



PENDIDIKAN, KEBENARAN Dan PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PROGRESIVISME
Abstrak
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.  
Selayaknya ilmu-ilmu lain pada umumnya, filsafatpun mempunyai beberapa aliran, diantaranya: materialisme, idealisme, realisme, dan pragmatisme.
Kali ini kita akan membahas tentang aliran pragmatisme. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia[1].
Latar Belakang
Sering kita dengar kata pendidikan dan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dalam proses pendidikan kita mulai mencari letak-letak kebenaran terhadap sesuatu  yag mungkin kita sudah pernah mendengar maupun mengalami dalam proses ini kita juga memperoleh suatu pengetahuan atas hal yang dipelejari.
Di Indonesia pendidikan merupakan barang mewah yang tidak semua orang dapat mengenyamnya, buktinya, masih banyak meeka-mereka yang masih buta huruf, masih banyak kawan-kawan kita yang masih usia sekolah, namun mereka malah bekerja, menjadi gelandangan, ngamen, mulung, dan lain sebagainya. Selain itu yang lebih tidak adil lagi adalah ketika mereka yang tidak sekolah difonis sebagai sampah masyarakat dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan dengan layak.
Perspektif Filsafat Progresivisme
Filsafat Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafatyang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan padatahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkintidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskanpada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william O.Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff
Pendidikan merupakan  usaha yang  terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran  agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berwawasan tinggi
Progresivisme yang lahir sekitar abad ke-20 merupakan filsafat yang bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang diperkenalkan oleh William James (1842-1910) dan John Dewey (1859- 1952), yang menitikberatkan pada segi manfaat bagi hidup praktis[2].
Sedangkan kebenaran kenyataan yang benar-benar terjadi, kadang sesuatu yang dianggap benar malah justru salah kaarena kebiasaan masyarakat menggangap suatu kesalahan itu wajar dan sering dilakukan oleh banyak orang.
Mengungkapkan Kebenaran Dan Penggetahuan Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme
Kebenaran adalah kenyataan yang benar-benar terjadi. Pernyatan ini pasti, dan tidak dapat dipungkiri lagi. Kita manusia selalu ingin tahu kebenaran, karena hanya kebenaranlah yang bisa memuaskan rasa ingin tahu kita, dengan kata lain  tujuan pengetahuan ialah mengetahui kebenaran. Tujuan ilmu juga mencapai kebenaran, dengan kata lain, dalam ilmu kita manusia  ingin memperoleh pengetahuann yang benar, karena ilmu merupakan pengetahuan yang sistematis, maka pengetahuan yang diituju ilmu adalah pengetahuan ilmiah.
Kita manusia bukan hanya sekedar ingin tahu, tetapi ingin mengetahu kebenaran. Kita juga selalu ingin memiliki pengetahuan yang benar. Kebenaran ialah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya.
Macam-macam kebenaran

o   Kebenaran Individual: Kebenaran Individual ini merupakan kebenaran yang di ikuti manusia berdasarkan pendapat sendiri. Kebenaran yang timbul dari pemikiran ataupun pemahamannya sendiri.
o   Kebenaran Objektif: Kebenaran Objektif merupakan kebenaran yang biasanya bersumber dari ajaran leluhur  yang diwariskan secara turun temurun dan sudah mendarah daging dalam masyarakat.
o   Kebenaran Hakiki: Kebenaran yang sifatnya mutlak, pasti dan tidak akan pernah mengalami perubahan tentunya kebenaran ini bukan dari manusia, tetapi kebanaran ini datangnya dari Sang Pencipta, sebab itu jangan sekali-kali kita meragukannya.
Beberapa upaya memperoleh kebenaran

o   Pendekatan Empiris, Manusia mempunyai seperangkat indera yang berfungsi sebagai penghubung dirinya dengan dunia nyata, dengan inderanya manusia mampu mengenal berbagai hal yang ada di sekitarnya. Kenyataan seperti ini menyebabkan timbulnya anggapan bahwa kebenaran dapat diperoleh melalui penginderaan atau pengalaman.
o   Pendekatan Rasional, Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan mengandalkan rasio, upaya ini sering disebut sebagai pendekatan rasional. Manusia merupakan makhluk hidup yang dapat berpikir,sehingga dengan kemampuannya tersebut manusia dapat menangkap ide atau prinsip tentang sesuatu, yang pada akhirnya sampai pada kebenaran, yaitu kebenaran rasional.
o   Pendekatan Intuitif, Pendekatan ini merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran tertentu. Misalkan Seseorang yang sedang menghadapi suatu masalah secara tiba-tiba menemukan jalan pemecahan dari masalah yg dihadapi.
o   Pendekatan Religius, Kita sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal pikiran harus menyadari bahwa alam semesta beserta isinya ini diciptakan dan dikendalikan oleh kekuatan Tuhan. Upaya untuk memperoleh kebenaran dengan jalan seperti ini disebut sebagai pendekatan religious.
Ontologi: Pendidikan, Kebenaran Dan Pengetahuan
Menurut Ontologi, Pendidikan, Kebenaran Dan Pengetahuan masuk kedalam idealisme, karena ketiganya merupakan ide-ide, pemikiran, dan akal, dan bukan sesuatu yang nyata namun jelas-jelas ada.
Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna
Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme
Filsafat progressivisme telah memberikan kontribusi yang besar di dunia pendidikan, dimana telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan kepada peserta didik. Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berfikir, guna mengembangakan bakat, kreatifitas dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain. Berdasarkan pandangan di atas maka sangat jelas sekali bahwa filsafat progressivisme bermaksud menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terus maju sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru.
Pendidikan yang bercorak otoriter ini dapat diperkirakan mempunyai kesulitan untuk mencapai tujuan, karena kurang menghargai dan memberikan tempat semestinya kepada kemampuan-kemampuan tersebut dalam proses pendidikan. Pada hal semuanya itu ibaratkan motor penggerak manusia dalam usahanya untuk mengalami kemajuan atau progres[3].
Pendidikan itu memang harus terus berkembang, dan terus berkembang, selanjutnya juga genilaian itu harus lebih mengacu pada kenyaan dan kemampuan siswa yang sesungguhnya, jangan hanya berdasarkan tampilan luar saja, tapi lebih mengacu pada soft skill kemampuan sesungguhnya.











Referensi


http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2114008-filsafat-pendidikan-progresivisme/" \l "ixzz1ghqRfJdg"
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2114008-filsafat-pendidikan-progresivisme/" \l "ixzz1ghOJvXFO"
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ashabu RM anak Jlr.14, trimakasih sudah membukanya, mohon komentar, kritik maupun saran dari anda.

Aku dewe..

Aku dewe..
ASHABU RM / RIRIN. Jlr:14 Ds: Argomulyo No:7.... Putrane Pak. ABU SYAIRI, Gudang Gilingan Padi/Berass...