PENDIDIKAN, KEBENARAN
Dan PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PROGRESIVISME
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas kuliah
Filsafat Ilmu
Dosen pengampu: Bp. Syamsul Ma;arif
Disusun Oleh: Ashabu R.M
NIM: 083611033
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2011
Hal terbesar yang saya dapatkan pada
perkuliyahan filsafat ini adalah:
''saya menjadi tau, bahwa sesungguhnya selama ini saya selalu berfilsafat'', bahkan jauh sebelum saya tau dan mengikuti mata kuliyah filsafat itu sendiri.!
''saya menjadi tau, bahwa sesungguhnya selama ini saya selalu berfilsafat'', bahkan jauh sebelum saya tau dan mengikuti mata kuliyah filsafat itu sendiri.!
Pantas saja selama ini saya selalu
dianggap ‘nyeleneh’ oleh tema-teman.
Lalu hal paling sulit yang belum saya temukan jawabanya adalah:
“memahami jalan fikiran saya
sendiri”
Namun aku tetap bangga pada diriku,
inilah diriku.
“Aku adalah aku…!!!”
PENDIDIKAN, KEBENARAN
Dan PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PROGRESIVISME
Abstrak
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Selayaknya
ilmu-ilmu lain pada umumnya, filsafatpun mempunyai beberapa aliran,
diantaranya: materialisme, idealisme, realisme, dan pragmatisme.
Kali
ini kita akan membahas tentang aliran pragmatisme. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak
bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada
kemampuan minusia[1].
Latar Belakang
Sering
kita dengar kata pendidikan dan pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. dalam
proses pendidikan kita mulai mencari letak-letak kebenaran terhadap
sesuatu yag mungkin kita sudah pernah
mendengar maupun mengalami dalam proses ini kita juga memperoleh suatu
pengetahuan atas hal yang dipelejari.
Di
Indonesia pendidikan merupakan barang mewah yang tidak semua orang dapat
mengenyamnya, buktinya, masih banyak meeka-mereka yang masih buta huruf, masih
banyak kawan-kawan kita yang masih usia sekolah, namun mereka malah bekerja,
menjadi gelandangan, ngamen, mulung, dan lain sebagainya. Selain itu yang lebih
tidak adil lagi adalah ketika mereka yang tidak sekolah difonis sebagai sampah
masyarakat dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan dengan layak.
Perspektif Filsafat Progresivisme
Filsafat Pendidikan Progresivisme bukan merupakan bangunan
filsafat atau aliran filsafatyang berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu
gerakan dan perkumpulan yang didirikan padatahun 1918. Aliran ini berpendapat
bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkintidak benar di masa
mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskanpada guru
atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, william
O.Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B.Thomas, Frederick C. Neff
Pendidikan
merupakan usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berwawasan tinggi
Progresivisme yang lahir sekitar abad ke-20 merupakan
filsafat yang bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang diperkenalkan oleh
William James (1842-1910) dan John Dewey (1859- 1952), yang menitikberatkan
pada segi manfaat bagi hidup praktis[2].
Sedangkan
kebenaran kenyataan yang benar-benar terjadi, kadang sesuatu yang dianggap
benar malah justru salah kaarena kebiasaan masyarakat menggangap suatu
kesalahan itu wajar dan sering dilakukan oleh banyak orang.
Mengungkapkan Kebenaran Dan Penggetahuan
Dalam Perspektif
Filsafat Progresivisme
Kebenaran adalah kenyataan yang benar-benar terjadi. Pernyatan
ini pasti, dan tidak dapat dipungkiri lagi. Kita manusia selalu ingin tahu
kebenaran, karena hanya kebenaranlah yang bisa memuaskan rasa ingin tahu kita,
dengan kata lain tujuan pengetahuan ialah mengetahui kebenaran. Tujuan
ilmu juga mencapai kebenaran, dengan kata lain, dalam ilmu kita manusia
ingin memperoleh pengetahuann yang benar, karena ilmu merupakan pengetahuan
yang sistematis, maka pengetahuan yang diituju ilmu adalah pengetahuan ilmiah.
Kita manusia bukan hanya sekedar ingin tahu, tetapi ingin
mengetahu kebenaran. Kita juga selalu ingin memiliki pengetahuan yang benar.
Kebenaran ialah persesuaian antara pengetahuan dan obyeknya. Pengetahuan yang
benar adalah pengetahuan yang sesuai dengan obyeknya.
Macam-macam kebenaran
o Kebenaran
Individual:
Kebenaran Individual ini merupakan kebenaran yang di ikuti manusia berdasarkan pendapat sendiri. Kebenaran yang
timbul dari pemikiran ataupun pemahamannya sendiri.
o Kebenaran Objektif: Kebenaran Objektif merupakan kebenaran yang biasanya
bersumber dari ajaran leluhur yang diwariskan
secara turun temurun dan sudah mendarah daging dalam masyarakat.
o Kebenaran
Hakiki: Kebenaran yang
sifatnya mutlak, pasti dan tidak akan pernah mengalami perubahan tentunya kebenaran ini
bukan dari manusia, tetapi kebanaran ini datangnya dari Sang Pencipta, sebab itu
jangan sekali-kali kita
meragukannya.
Beberapa upaya memperoleh kebenaran
o Pendekatan Empiris, Manusia mempunyai seperangkat indera
yang berfungsi sebagai penghubung dirinya dengan dunia nyata, dengan inderanya
manusia mampu mengenal berbagai hal yang ada di sekitarnya. Kenyataan seperti
ini menyebabkan timbulnya anggapan bahwa kebenaran dapat diperoleh melalui
penginderaan atau pengalaman.
o Pendekatan Rasional, Cara lain untuk mendapatkan
kebenaran adalah dengan mengandalkan rasio, upaya ini sering disebut sebagai
pendekatan rasional. Manusia merupakan makhluk hidup yang dapat
berpikir,sehingga dengan kemampuannya tersebut manusia dapat menangkap ide atau
prinsip tentang sesuatu, yang pada akhirnya sampai pada kebenaran, yaitu
kebenaran rasional.
o Pendekatan Intuitif, Pendekatan ini merupakan pengetahuan
yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran tertentu. Misalkan Seseorang yang
sedang menghadapi suatu masalah secara tiba-tiba menemukan jalan pemecahan dari
masalah yg dihadapi.
o Pendekatan Religius, Kita sebagai makhluk Tuhan yang
diberi akal pikiran harus menyadari bahwa alam semesta beserta isinya ini
diciptakan dan dikendalikan oleh kekuatan Tuhan. Upaya untuk memperoleh
kebenaran dengan jalan seperti ini disebut sebagai pendekatan religious.
Ontologi: Pendidikan, Kebenaran
Dan Pengetahuan
Menurut Ontologi, Pendidikan, Kebenaran
Dan Pengetahuan masuk kedalam idealisme, karena ketiganya merupakan ide-ide,
pemikiran, dan akal, dan bukan sesuatu yang nyata namun jelas-jelas ada.
Menurut
Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah
orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi atau
maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk,
tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan
prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna
Pendidikan Dalam Perspektif Filsafat
Progresivisme
Filsafat progressivisme telah memberikan kontribusi yang
besar di dunia pendidikan, dimana telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan
kebebasan kepada peserta didik. Anak didik diberikan kebebasan secara fisik
maupun cara berfikir, guna mengembangakan bakat, kreatifitas dan kemampuan yang
terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang
lain. Berdasarkan pandangan di atas maka sangat jelas sekali bahwa filsafat
progressivisme bermaksud menjadikan anak didik yang memiliki kualitas dan terus
maju sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaban baru.
Pendidikan yang bercorak otoriter ini dapat diperkirakan
mempunyai kesulitan untuk mencapai tujuan, karena kurang menghargai dan
memberikan tempat semestinya kepada kemampuan-kemampuan tersebut dalam proses
pendidikan. Pada hal semuanya itu ibaratkan motor penggerak manusia dalam
usahanya untuk mengalami kemajuan atau progres[3].
Pendidikan itu memang harus terus berkembang, dan terus
berkembang, selanjutnya juga genilaian itu harus lebih mengacu pada kenyaan dan
kemampuan siswa yang sesungguhnya, jangan hanya berdasarkan tampilan luar saja,
tapi lebih mengacu pada soft skill kemampuan sesungguhnya.
Referensi
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2114008-filsafat-pendidikan-progresivisme/"
\l "ixzz1ghqRfJdg"
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2114008-filsafat-pendidikan-progresivisme/"
\l "ixzz1ghOJvXFO"
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_11.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ashabu RM anak Jlr.14, trimakasih sudah membukanya, mohon komentar, kritik maupun saran dari anda.